Bali, KosterGiri.com – Hari Raya Nyepi di Bali memiliki beberapa rangkaian upacara inti yang dilakukan sebelum, saat, dan sesudah Nyepi. Berikut adalah rangkaian upacara tersebut:
1. Melasti (Upacara Penyucian Diri/Pembersihan):
Upacara ini dilakukan beberapa hari sebelum Nyepi. Tujuannya adalah untuk menyucikan diri dan alam semesta dari segala kotoran dan dosa. Umat Hindu berbondong-bondong menuju sumber air suci, seperti laut, danau, atau sungai.
2. Tawur Kesanga atau Mecaru:
Dilaksanakan sehari sebelum Nyepi. Bertujuan menyeimbangkan dan menyucikan alam semesta dari pengaruh negatif. Melibatkan persembahan berbagai jenis sesaji di perempatan jalan atau pekarangan rumah.

3. Pengerupukan:
Dilanjutkan setelah upacara Mecaru. Ditandai dengan arak-arakan ogoh-ogoh, yaitu karya seni berupa raksasa yang melambangkan roh jahat atau sifat negatif manusia. Setelah diarak, ogoh-ogoh dibakar sebagai simbol pembersihan diri dan lingkungan dari pengaruh buruk.
4. Hari Raya Nyepi:
Pada hari ini, umat Hindu melaksanakan “Catur Brata Penyepian”, yaitu empat pantangan: Amati Geni (tidak menyalakan api). Amati Karya (tidak bekerja). Amati Lelungan (tidak bepergian). Amati Lelanguan (tidak bersenang-senang). Suasana Bali akan sangat hening, tanpa aktivitas apapun.
5. Ngembak Geni:
Dilakukan sehari setelah Nyepi.Kegiatan yang dilakukan adalah saling berkunjung ke keluarga dan kerabat untuk bermaaf-maafan.
Rangkaian upacara ini memiliki makna yang dalam bagi umat Hindu di Bali, yaitu untuk membersihkan diri dan alam semesta, serta untuk memulai tahun baru dengan hati yang bersih.
Nyepi bukan cuma tradisi, tapi juga momen refleksi diri dan menjaga harmoni alam.